PRE PLANNING PENYULUHAN GIZI PADA
BALITA
DI DESA TAWANG MAS
1. Latar Belakang
Gizi pada balita sangat menentukan
pada masa-masa perkembangan. Gizi pada balita pada lima tahun pertama dalam
kehidupan anak adalah periode pertumbuhan yang sangat penting dan akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Proses Pertumbuhan
dan perkembangan pada balita sangat dipengaruhi oleh asupan gizi yang
diperoleh. Asupan gizi pada balita yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anak
maka akan dapat mendukung untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak,
untuk itu perlu diberikan nutrisi yang tepat.
2. Tujuan
a. Tujuan
instruksional umum
Setelah mengikuti
penyuluhan kesehatan, ibu-ibu mampu mengetahui tentang gizi pada balita.
b. Tujuan
instruksional khusus
Setelah mengikuti
penyuluhan kesehatan, ibu-ibu di Desa Tawang Mas RW 03 mengerti tentang :
a) Pengertian
gizi
b) Peran
makanan bagi balita
c) Kebutuhan
gizi balita
d) Akibat
gizi yang tidak seimbang
e) Menu
makanan balita
f) Makanan
selingan balita
3. Karakteristik Sasaran
Ibu-ibu
di Desa Tawang Mas RW 03
4. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : senin, 17 juni 2013
Jam : 16.30 – 16.50
Waktu : 20 menit
Tempat : Rumah kepala Dusun Tawang Mas
5. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
6. Media
a. Brosur
b. Leaflet
7. Materi Pendidikan Kesehatan
Pengertian
dan Definisi Gizi
Gizi adalah elemen yang terdapat
dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang
dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan.
Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan
dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.
Peran Makanan bagi Balita
A.
Makanan sebagai sumber zat gizi
Didalam makanan terdapat enam jenis
zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat
gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur.
1) Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga
atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga
diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya.
Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar
daripada orang dewasa.
2) Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan
hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi
juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
3) Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal
organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang
diharapkan.
Berikut ini zat yang berperan
sebagai zat pengatur.
·
Vitamin,
baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut
dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K ).
·
Berbagai
mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
·
Air,
sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.
Kebutuhan Gizi Balita
Kebutuhan gizi seseorang adalah
jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara
garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas,
berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus
ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita
dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu
Menuju Sehat (KMS).
a.Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita
relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut
pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring
dengan bertambahnya usia.
b.Kebutuhan zat pembangun
Secara fisiologis, balita sedang
dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang
dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu
tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.
c.Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam
sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia.
Akibat Gizi yang Tidak Seimbang
A. Kekurangan Energi dan Protein
(KEP)
Berikut ini sebab-sebab kurangnya
asupan energi dan protein.
·
Makanan
yang tersedia kurang mengandung energi
·
Nafsu
makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
·
Gangguan
dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus terganggu
·
Kebutuhan
yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi dengan
asupan yang memadai.
Kekurangan energi dan protein
mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan balita terganggu.Gangguan asupan
gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan
wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi
badannya. Jika kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi
sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting.
Stunting, yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan
usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus.
Berdasarkan penampilan yang
ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapat dibedakan menjadi tiga bentuk.
1)Marasmus
Pada kasus marasmus, anak terlihat
kurus kering sehingga wajahnya seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan
kekurangan energi yang dominan.
2)Kwashiorkor
Anak terlihat gemuk semu akibat
edema, yaitu penumpukan cairan di sela- sela sel dalam jaringan. Walaupun
terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan (wasting). Edema
dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut (mendadak), misalnya karena
penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam tubuh sudah habis.
3)Marasmik-kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi
antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan
protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya.
B. Obesitas
Timbulnya Obesitas dipengaruhi
berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan dan lingkungan. Tentu saja,
faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan penggunaan. Menurut
Aven-Hen (1992), obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai berikut :
·
Anak
yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.
·
Bayi
yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.
·
Anak
dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.
·
Anak
yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai keinginan
orangtua.
·
Anak
yang malas untuk beraktivitas fisik.
Menu Makanan Balita
Makanan memegang peranan penting
dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang
baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan
jam-jam makan dan variasi makanan.
Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi
dengan pemberian makanan sebagai berikut :
Agar kebutuhan gizi seimbang anak
terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan
makanan tersebut.
Kebutuhan bahan makanan itu perlu
diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh
dalam satu hari.
Waktu-waktu yang disarankan adalah :
Pagi hari waktu sarapan.
Pukul 10.00 sebagai selingan.
Tambahkan susu.
Pukul 12.00 pada waktu makan siang.
Pukul 16.00 sebagai selingan
Pukul 18.00 pada waktu makan malam.
Sebelum tidur malam, tambahkan susu.
Jangan lupa kumur-kumur dengan air
putih atau gosok gigi.
Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan
Menjelang Anak Usia 1 Tahun
Perlu diketahui, jadwal pemberian
makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh)
Pukul 06.00 : Susu
Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
Pukul 14.00 : Susu
Pukul 16.00 : Makanan selingan
Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim
Pukul 20.00 : Susu.
Makanan Selingan Balita
Pada usia balita juga membutuhkan
gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan
mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
Gizi makanan sangat mempengaruhi
pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan
cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin
melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4
tahun.
Pemberian makanan balita sebaiknya
beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam
bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan
sesuai makanan keluarga.
Pembentukan pola makan perlu
diterapkan sesuai pola makan keluarga. Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk
membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus
mengetahui, mau, dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam
keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang
di sekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah
pentingnya yang diberikan pada jam di antara makan pokoknya. Makanan selingan
dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah
makan. Namun, pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik
karena akan mengganggu nafsu makannya.
Jenis makanan selingan yang baik
adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein,
vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging
sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, piza, dan lain-lain.
Fungsi makanan selingan adalah :
·
Memperkenalkan
aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.
·
Melengkapi
zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan
malam).
·
Mengisi
kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita
Makanan selingan yang baik dibuat
sendiri di rumah sehingga sangat higienis dibandingkan jika dibeli di luar
rumah.
Bila terpaksa membeli, sebaiknya
dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber
karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan
terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis
saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan
menjadi meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif
muda dapat terserang penyakit tertentu.
8.
Evaluasi
a. Jenis : kesiapan
·
Kesiapan
mahasiswa memberikan materi penyuluhan
·
Tempat
dan alat tersedia sesuai dengan acara
·
Peran
dan tugas mahasiswa sesuai rencana
b. Bentuk : proses
·
Pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
·
Peserta
berperan aktif dalam pertemuan
c. Soal : pertanyaan
80%
ibu-ibu di Desa Tawang Mas RW 03 dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
9.
Sumber Pustaka
·
proverawati,atikah.2010.Ilmu
gizi untuk keperawatan dan gizi kesehatan.Yogyakarta:Nuha medika

Tidak ada komentar:
Posting Komentar